Hari yang Sial
Jam menunjukkan pukul 5 pagi. Aku langsung bangun dan pergi mandi lalu salat. Sudah itu memakai baju sekolah dan berangkat sekolah. Nama sekolahku SMPN 01 Palabuhanratu, tidak mewah sih namun terkenal dengan prestasinya. Aku duduk di kelas 9A. Hari itu aku berangkat sangat pagi karena saat itu jadwal piketku.
Sesampainya di sekolah aku melihat cewek yang sangat cantik “Wow, cantik sekali tuh cewek” kataku di dalam hati. Disinilah mulai niat jailku, tapi bukan untuk melukai namun untuk mencari perhatian, Dengan pura-pura tersungkur ke badannya dan hal itu kulakukan. “Maaf tadi ada yang dorong dari belakang!” Kataku sambil pura-pura tersungkur “Apaan sih jail amat jadi orang, gak ada siapa-siapa juga di belakang.” Jawabnya dengan muka marah. Dengan maksud mencari perhatian eh malah kena marah, emang nasib.
Sampai di kelas aku langsung menyimpan tas, kelas yang asalnya ramai tapi malah sepi karena ada ulangan. Disana aku ada ide untuk menjaili teman-temanku dengan pura-pura ulangan di undur “Wey ulangan gak jadi!” sahutku dengan suara keras. Salah satu temanku yang bernama Fauzan menjawab “Gak jadi kenapa bro?” tanyanya dengan muka penasaran “Gurunya gak ada mau rapat!” Jawabku dengan muka sedikit senyum. Kelas yang asalnya sepi mendadak ramai bahkan ada yang sampai menari di depan kelas. “Padahal semua itu bohong!” sahutku dengan suara keras. Mendadak semua murid menjadi diam “Yang bener loh!” Tanya salah satu temanku. “Iya bener bohong!” jawabku, “Kamprettt!!!” Sahut semua murid. Semua murid marah padaku dan ada juga yang melempariku dengan kertas.
Bel berbunyi tanda memasuki pelajaran kedua, sialnya dimuali di sini ketika guru sedang menjelaskan tentang perilaku tidak terpuji dan di situlah aku merasa tersinggung dan pada saat guru bertanya “Siapa di kelas ini orang yang paling jail?”, otomatis semua orang menunjuk kepadaku dan aku hanya senyum malu. Dan di situlah aku dijuluki si Tengil.
Bel pulang berbunyi. Karena ada kegiatan OSIS, aku pulang siang. Adzan Dzuhur sudah terdengar dan aku siap-siap ambil wudhu, namun sialnya waktu wudhu mau beres eh malah airnya mati. Memang nasib, “Mungkin ini kali balasan atas semua perbuatan jailku” Ucapku di dalam hati. Lalu aku melanjutkan wudhu di tempat yang berbeda dan akhirnya beres juga dan melanjutkan salat Dzuhur.
Ketika pulang aku merasa lapar dan makan bakso bareng teman-temanku, kembali sial lagi, ketika mau makan bakso dan duduk di kursi, eh malah kursinya patah dan baksonya tumpah kena tangan lagi “Anjrittt, sial bener hari ini, padahal tadi kursinya gak apa-apa eh malah patah!” Kataku. Bukannya ditolongin eh malah ditertawain sama temen.
Udah itu aku langsung pulang, pas sampai di rumah nambah sial, malah sakit perut. Hari itulah hari tersialku.
0 Komentar untuk "Cerpen Remaja"